Rabu, 02 Desember 2015

3 Gaya Ibadah untuk Penyembahan yang Lebih Kaya dan Bersemangat

Diterjemahkan secara bebas dari
3 Avenues To A Richer, More Vibrant Worship



Adik saya seorang atlet. Maksud saya atlet dalam arti sesungguhnya. Ketika ia tidak bertanding dalam tim olahraga, dia menontonnya. Ketika dia tidak menonton, ia membayangkan sedang bermain di dalam liga impiannya. Ketika ia tidak sedang membayangkan bermain dalam liga impiannya, ia berlatih di gym. Ia bertubuh tinggi dan benar-benar kekar dan kokoh. Jelas, ia sangat berbeda dengan kakaknya yang kutu buku, penulis, dan teolog.
Hobi kami berbeda. Akibatnya, begitu juga hubungan kami. Kami masih mengalami hubungan yang mendalam dengan orang yang kami sayangi, tapi kami terhubung dengan mereka dengan cara yang berbeda. Saya pikir, sama halnya dengan hubungan di dalam keluarga Tuhan.

Hal ini paling jelas terlihat dalam ibadah. Ada beberapa bentuk ibadah yang membuat kita mudah tertarik namun tidak dengan yang lain. Bentuk-bentuk ibadah yang kita minati terkait dengan kepribadian kita dan cara kita melihat dunia. Bentuk ibadah yang sesuai memberikan jalan yang paling siap untuk memuliakan Tuhan maupun masuk ke dalam hadirat-Nya.

Pada saat yang sama, terus terkunci dalam satu gaya tertentu juga dapat menyebabkan ibadah kita stagnan. Sangat mudah untuk tergelincir ke dalam rutinitas. Kadang-kadang, kita harus bersedia untuk keluar dari zona nyaman kita dan terhubung dengan Tuhan dari perspektif yang lebih segar.

Berikut ini tiga gaya ibadah.

1. Ibadah Kontemporer 

Dalam banyak gereja modern, gaya ibadah ini menjadi semakin umum dan dominan. Sangat mudah untuk melihat alasannya. Musik penyembahan kontemporer mengingatkan kita dengan banyak gaya yang ditawarkan oleh mistikus Kristen dan mengorientasikan ulang gaya kita terhadap kebebasan berekspresi, yang menekankan pencarian hadirat Tuhan.


Lagu-lagu ibadah modern sering mengandung keindahan dan kedalaman liris, tujuan utamanya adalah untuk menciptakan suasana memuja dan keluar dari lirik tersebut untuk masuk ke hadirat-Nya. Untuk mencapai tujuan ini, ada banyak pengulangan, mirip dengan nyanyian berirama mistik. Umat mengulangi kata-kata yang mengandung makna utama dan dengan demikian dibawa bebas untuk melepaskan diri dari lirik itu sendiri dan masuk ke dalam doa spontan. Penyembahan kontemporer adalah tentang ekspresi: kita fokus untuk mengomunikasikan kasih kita kepada Tuhan.

Kalau kita kita tidak bisa keluar dari isi kepala kita sendiri, penyembahan kontemporer sering dapat menjadi jalan membebaskan.

2. Ibadah Liturgi 


Kalau penyembahan kontemporer membantu kita untuk keluar dari lirik menuju hadirat Tuhan, ibadah liturgis membantu untuk menarik kita ke dalam. Bahkan, telah ada diskusi yang berkembang akhir-akhir ini di antara generasi millenial mengenai gerakan untuk semakin menghidupkan ibadah liturgis. Mengapa? Liturgi menarik kita ke dalam cerita. Ini lebih dari musik, lebih dari kata-kata. Ini melibatkan aktivitas, simbolisme, dan tradisi. Ini menampilkan sejarah umat Tuhan dan mengundang umat untuk masuk ke dalam sejarah tersebut dengan cara yang nyata.

Dengan kata lain, liturgi memungkinkan kita untuk menghidupkan kembali kisah penebusan Tuhan dalam ibadah. Kalender gereja mengingatkan kita akan karya Tuhan yang sedang berlangsung. Warna liturgi mengingatkan kita bagaimana Tuhan terus melibatkan umat-Nya. Lilin mengingatkan kita akan kehadiran-Nya dan panggilan untuk menjadi terang bagi dunia. Sakramen merupakan sarana kasih karunia melaluinya kita mengalami penebusan Tuhan dalam cara yang nyata. Ritual menarik kita ke dalam sejarah umat Tuhan yang sedang berlangsung, mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian dari keluarga yang jauh lebih besar dari diri kita sendiri.

Ketika kita merasa diri kita merasa terputus, ibadah liturgis mengembalikan kita ke dalam kisah karya kolosal Tuhan.

3. Ibadah Tradisional

Kalau ibadah kontemporer adalah tentang ekspresi pribadi dan ibadah liturgis adalah tentang menghidupkan kembali kisah Ilahi, ibadah tradisional adalah tentang introspeksi. Ketika kita menyanyikan himne, kita tidak hanya memanfaatkan gaya musik yang berbeda. Lirik dirancang untuk menghasilkan refleksi. Gaya ibadah ini sebagian besar berasal dari zaman Pencerahan, mulai dari refleksi kemudian naik ke hadirat yang lebih tinggi. Himne sering dipenuhi dengan referensi kepada ayat-ayat Alkitab dan kedalaman teologi terkandung di tengah-tengah lirik yang mendalam. Lirik-lirik itu mengundang kita untuk merenungkan, baik sifat-sifat Tuhan maupun realitas diri kita sendiri.

This is how the hymns free us: they capture us with their poetry, and move us to depths of worshipful reflection that allow us to both cling to the goodness of God and release the darker parts of our own struggles.

Dengan cara inilah himne membebaskan kita: himne memesona kita dengan keindahan puitisnya, dan membawa kita ke kedalaman refleksi penyembahan yang memungkinkan kita untuk melekat kepada kebaikan Tuhan dan melepaskan bagian gelap dari perjuangan kita sendiri.

Ketiga gaya ibadah itu penting, dan ketiganya menghantar kita secara berbeda. Masalah sering muncul ketika kita mencoba untuk memaksakan satu gaya ke dalam gaya yang lain. Ketika kita berusaha untuk membuat lagu-lagu himne yang ekspresif, kita menjadi frustrasi. Ketika kita berusaha untuk membuat ibadah kontemporer menjadi introspeksi, pengulangan menjadi penghalang. Ketika kita membuat liturgi terpisah dari cerita abadi tentang Tuhan, maka kita membuatnya menjadi ritual belaka.

Tetapi ketika kita mengikuti gaya ibadah sesuai dengan maksud dan tujuannya, kita akan menemukan jalan baru yang terbuka bagi kita ke dalam kehidupan ibadah yang kaya.

Baca juga:

Beribadah kepada YAHWE: Pilihan yang Terbaik

Masuk ke Ruang Maha Kudus

Apakah Kita Telah Melewatkan Undangan Pesta Perjamuan?

4 Pelajaran Firman Yahwe untuk Tubuh

 

 

 

 

Ruginya Membenci dan Adilnya Mengampuni

Salah satu hal paling utama yang digunakan setan untuk membuat kita berhenti maju dan bertumbuh secara rohani adalah tersinggung, kepahitan, benci, kemarahan, dan tidak mengampuni.

Sebagai anak Tuhan, kita perlu belajar untuk membuang kebencian, kemarahan, dan kekecewaan itu dari hati kita. Kita perlu belajar mengalahkan kejahatan dengan kebaikan (Roma 12: 21: Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!) dan tidak membiarkan hidup kita dikendalikan oleh perasaan kebencian dan kemarahan sehingga kita kalah oleh kejahatan.

Contoh bagaimana anak Tuhan berhasil mengalahkan kejahatan dengan kebaikan adalah saat Stefanus dirajam.

Stefanus

Kisah 7: 59-60
Sedang mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

Stefanus adalah diaken atau pelayan jemaat yang salah satu tugasnya adalah melayani pembagian untuk janda-janda. Artinya ia adalah orang yang karena tugasnya pasti dikenal sebagai orang yang selalu berbuat kebaikan. Tetapi oleh karena rasa iri hati ada sekelompok orang Yahudi yang membuat tuduhan palsu terhadap Stefanus dan menghadapkannya ke sidang Mahkamah Agama. Oleh karena tersinggung oleh ucapan Stefanus kritikan Stefanus, mereka akhirnya menyeret Stefanus dan melemparinya dengan batu sampai mati.

Ini adalah sebuah adegan di mana kebaikan dibalas dengan kejahatan. Ia telah berbuat baik melayani jemaat tetapi akhirnya difitnah dan kemudian dilempari dengan batu. Stefanus bisa saja mengutuki orang-orang yang dengan sengaja dan licik mencelakakan dirinya. Tetapi hal itu tidak dilakukannya.

Mengapa?

Karena ia tahu hukum yang berlangsung di alam roh, sebuah kebenaran yang setiap anak Tuhan mestinya mengetahui dan menaatinya.

Tuhan tidak pernah membiarkan begitu saja ketika anak-anak-Nya diperlakukan dengan salah. Ketika seseorang berbuat jahat kepada kita, sesungguhnya tanpa sadar, mereka sedang memosisikan diri mereka sendiri dalam posisi yang berbahaya. Bapak YAHWEH tidak akan membiarkannya begitu saja. Stefanus berdoa supaya orang-orang itu tidak perlu menanggung akibat dari perbuatan mereka.

Demikian pula seharusnya kita, kita harus mendoakan mereka yang berbuat salah atau menjahati kita supaya mereka tidak perlu menanggung akibatnya. Sebab kalau tidak, Bapa pasti akan bertindak.

Lalu kalau kita berdoa untuk mereka yang berbuat jahat, di manakah keadilan bagi mereka? Bagaimana dengan kerugian yang sudah kita alami yang diakibatkan oleh mereka? Mereka mungkin telah membuat kita mengalami kerugian yang amat besar, bahkan merenggut masa depan kita, menghancurkan hidup kita, membuat hidup kita yang selama ini baik-baik saja, berjalan mulus, dan semua persiapan masa depan kita yang kita lakukan dengan penuh kesungguhan dan kehati-hatian menjadi hancur gara-gara ulah mereka? Kita mungkin menjadi kehilangan kebahagiaan, damai sejahtera, mengalami luka hati yang sangat mendalam, atau bahkan kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi kita, atau bahkan kehilangan orang-orang yang amat sangat berarti dan kita cintai.

Selain itu, memang sangat tidak mudah untuk melupakan kejahatan dan kelicikan orang lain terhadap kita, orang-orang yang dengan sengaja telah berbuat jahat, merugikan kita, melukai hati kita, menghancurkan masa depan kita. Kita cenderung merasa bahwa situasinya baru akan adil kalau mereka menerima balasannya, bahwa hidup kita baru akan merasa nyaman ketika kita melihat kejahatan mereka terbalaskan, ketika mereka mengalami kehancuran yang bahkan lebih mengerikan daripada kita. Hal itu "normal" bagi mereka yang belum mengenal Bapa YAHWEH dan belum mengetahui hukum roh. Tetapi kita harus mengetahui rahasia yang tersimpan hanya bagi anak-anak-Nya yang dikasihinya. Untuk itu mari kita melihat contoh bagaimana hukum ini dinyatakan di dalam kisah Ayub.

Ayub

Bencana yang menimpa Ayub 

Ayub 1:1-3

Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan YAHWEN dan menjauhi kejahatan. Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah yang terkaya dari semua orang di sebelah timur.

Tiba-tiba semua itu lenyap seketika: kambing, unta, lembu, keledai, budak dan bahkan anaknya. Mereka dirampas, dibunuh, dan tertimpa bencana. Tetapi Ayub adalah orang yang saleh dan takut akan YAHWEH. Mengetahui semua,

Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ayub 1:20-21)

Dan Kitab Suci mencatat: Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut. (Ayub 1:22)

Ayub orang benar dan anak YAHWEH. Semua responsnya terhadap apa yang menimpanya membuktikan hal itu. Ia benar di hadapan YAHWEH. Bahkan ketika sakit-penyakit menguasainya, barah membusuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya, dan istrinya memintanya untuk mengutuki Tuhannya, katanya, "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Elohimmu dan matilah!", Ayub menjawabnya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Elohim, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Ayub kehilangan semuanya: harta, anak, kesehatan, dan terakhir istrinya malah mengutukinya. Namun Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya (Ayub 2:11). 

Ayub mengalami semua "bencana" dan "ketidakadilan" ini. Ia yang selama ini taat kepada YAHWEH dan melakukan apa yang benar di hadapan-Nya, mendapatkan balasan yang sebaliknya. Dan ketika ia mengharapkan penghiburan dari orang-orang terdekatnya, ketiga sahabat, Elifas, Bildad, dan Sofar, mereka malah menyalahkannya dan menuduhnya melakukan yang jahat di mata Tuhan. Bagi mereka, tidak ada kemalangan yang menimpa orang benar karena mereka meyakini bahwa kemalangan ditimbulkan oleh manusia itu sendiri. Demikian pun Ayub, mereka meyakini bahwa Ayub telah berbuat salah sehingga semua kemalangan ini menimpanya.


Keluh kesah Ayub

Dalam kisah Ayub, Ayub harus bergumul lama sebelum ia bisa melihat kebenaran hukum roh ini. Mulai pasal 3 sampai dengan 37, Ayub berkeluh kesah atas semua kemalangan yang menimpanya. Suatu respons yang sangat bisa kita pahami. Bagaimana tidak. Ayub yang selama ini hidup benar dan taat kepada YAHWEH, kenapa tiba-tiba ia bisa menerima kemalangan yang sangat dahsyat. Ayub bingung dan tidak bisa memahami situasi yang dialaminya. Ia mengungkapkan kebingungannya, penderitaan dan keputusasaannya kepada Tuhan. Ia mengutuki hidup dan kelahirannya, mengapa Tuhan memberinya hidup kalau ia dilahirkan hanya untuk menderita. Ia ingin segera mati saja.

Sekian banyak pasal "dihabiskan oleh Ayub" untuk berkeluh kesah, dan selama itu pula, TUHAN tidak berurusan sama sekali dengan ketiga sahabatnya yang menyakiti hatinya. Mereka tetap baik-baik saja.

Jawaban Tuhan atas keluh kesah Ayub

Tuhan akhirnya menjawab keluh kesah Ayub di Pasal 38-42. Tuhan mengungkapkan kedaulatan-Nya kepada Ayub. Tuhan mencelikkan mata Ayub akan ketidaktahuan manusia atas banyak hal dan kemahakuasaan-Nya atas segala sesuatu. Tuhan menegur Ayub karena telah mempertanyakan keadilan-Nya.


Penyesalan dan pertobatan Ayub


Ayub 42:2-6
Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Firman-Mu: Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui. Firman-Mu: Dengarlah, maka Akulah yang akan berfirman; Aku akan menanyai engkau, supaya engkau memberi tahu Aku. Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.

Teguran Tuhan membuat Ayub sadar akan kesalahannya. Pertama Ayub sadar akan kedaulatan YAHWEH, Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu dan apa yang dikerjakan-Nya dalam hidupnya adalah baik. Ayub sadar bahwa apa yang terjadi dalam dirinya adalah dalam rencana Tuhan yang tidak akan pernah gagal. Ayub sadar bahwa pengertiannya akan YAHWEH selama ini masih salah. Ia masih fokus kepada diri sendiri dan berkat jasmani yang semestinya diterimanya karena kesalehan dan ketaatannya. Kini ia sadar bahwa Tuhan harus disembah dan dimuliakan bukan karena Ia pemberi berkat namun karena Ia memang layak untuk disembah dan ditaati, apa pun yang terjadi secara duniawi. Akhirnya Ayub menyesal dan bertobat. Ia sadar bahwa ia telah berkata-kata secara ngawur tentang Tuhan. Ia sadar bahwa YAHWEH tidak bisa diselami oleh pikiran manusia. Pembenaran diri dan kesombongan rohaninya telah membuatnya bersalah dalam memandang Tuhan.


Rahasia kebenaran hukum roh dari kisah Ayub

Seluruh kisah Ayub ini mengungkapkan sebuah rahasia dan kebenaran yang amat penting bagi kita, anak-anak Tuhan.

Dalam hal ini, ketiga sahabat Ayub bertindak salah dan menuduh Ayub, seorang yang benar di hadapan YAHWEH. YAHWEH tidak akan membiarkan orang yang berbuat salah kepada anak-Nya berlalu begitu saja. Akan ada risiko yang menunggu mereka yang menyalahi orang yang benar di hadapan YAHWEH. Tetapi anak Tuhan, orang yang benar di hadapan YAHWEH, juga harus bersikap dan memberikan respons secara benar. Ketika orang benar belum memberikan respons secara benar terhadap kejadian yang menimpa dirinya, Tuhan terlebih dahulu berurusan dengannya sebelum berurusan dengan mereka yang bersalah kepadanya. Sebelum kita sebagai anak Tuhan menunjukkan sikap hati yang benar di hadapan-Nya, sebelum kita bertumbuh dewasa di dalam roh, kita akan melihat bahwa orang yang menganiaya kita akan kelihatan baik-baik saja, bahkan mungkin semakin menerima berkat dari Tuhan. Kita sebagai anak-Nya harus bersikap benar.

1. Menyalahi anak Tuhan sama saja dengan menyalahi Tuhan

Orang yang menyalahi orang benar, anak Tuhan, sama saja dengan menyalahi Tuhan. Tuduhan sahabat Ayub kepadanya bagi Tuhan adalah tuduhan kepada-Nya karena Ayub adalah orang benar di hadapan-Nya. Hal ini terlihat dari ayat berikut ini:

Ayub 42: 5
maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Teman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku."

Sahabat-sahabat Ayub tidak langsung menyalahi Tuhan, mereka hanya menuduh Ayub. Namun bagi Tuhan, tuduhan yang ditujukan kepada orang benar atau anak Tuhan adalah sama dengan tuduhan kepada Tuhan. Perkataan yang tidak benar yang ditujukan kepada Ayub dianggap Tuhan sebagai ditujukan juga kepada-Nya, "...karena kamu tidak berkata benar tentang Aku".

2. Kesalahan terhadap orang benar tidak akan didiamkan oleh Tuhan tetapi pasti akan mendapatkan hukuman

Dan sekarang, karena Ayub sudah bersikap benar, sudah menjadi lebih dewasa secara rohani, maka Tuhan baru berurusan dengan mereka yang menyalahi Ayub. Sebelumnya Tuhan tidak pernah menyinggung kesalahan ketiga sahabat Ayub ini, tetapi setelah Ayub bertobat, Tuhan kemudian berurusan dengan mereka, ""Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu."

3. Penderitaan yang dialami anak Tuhan adalah kesempatan untuk menjadi lebih dewasa secara rohani

4. Setelah anak Tuhan bersikap benar, Tuhan akan menghukum mereka yang menyalahi orang benar

5. Hanya orang benar, anak Tuhan yang sudah lebih dewasa yang bisa membebaskan hukuman yang akan menimpa orang yang bersalah kepadanya

Tuhan murka kepada ketiga sahabat Ayub dan hanya doa Ayub yang bisa "menyelamatkan" mereka. Hal ini jelas dari ayat berikut:

Ayub 42: 8
Oleh sebab itu, ambillah tujuh ekor lembu jantan dan tujuh ekor domba jantan dan pergilah kepada hamba-Ku Ayub, lalu persembahkanlah semuanya itu sebagai korban bakaran untuk dirimu, dan baiklah hamba-Ku Ayub meminta doa untuk kamu, karena hanya permintaannyalah yang akan Kuterima, supaya Aku tidak melakukan aniaya terhadap kamu, sebab kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub.
  
Di sini ditekankan bahwa sangat penting bagi anak Tuhan atau orang benar untuk mendoakan orang yang bersalah kepadanya karena hanya permohonan orang benar itulah yang dapat membebaskan hukuman kepada orang yang bersalah kepadanya.

Lalu di mana letak keadilannya? Kenapa orang yang bersalah tidak dibiarkan mendapatkan hukuman dan malah kita harus mendoakan pengampunan dosa bagi mereka yang menyalahi kita?


Jawaban terhadap pertanyaan di atas, tentang keadilan, ditemukan di ayat berikut:

Ayub 42:9-10
Maka pergilah Elifas, orang Teman, Bildad, orang Suah, dan Zofar, orang Naama, lalu mereka melakukan seperti apa yang difirmankan TUHAN kepada mereka. Dan TUHAN menerima permintaan Ayub. Lalu TUHAN memulihkan keadaan Ayub, setelah ia meminta doa untuk sahabat-sahabatnya, dan TUHAN memberikan kepada Ayub dua kali lipat dari segala kepunyaannya dahulu.
Kedua ayat ini dengan jelas memperlihatkan bahwa hanya doa Ayub yang akan didengarkan Tuhan. Dan Tuhan hanya mendengarkan doa anak-Nya yang sudah terlebih dahulu bertumbuh menjadi lebih dewasa secara rohani, yakni sesudah ia sendiri bertobat dan mau mengampuni kesalahan mereka yang bersalah kepadanya.

6. Doa yang dinaikkan oleh hati yang belum beres, belum mengampuni, tidak akan didengarkan Tuhan

7. Berkat yang lebih besar disediakan bagi anak Tuhan yang sudah semakin dewasa

Sesudah Ayub bertobat, mau mengampuni sahabat-sahabatnya dengan mendoakan mereka, dan sesudah doanya diterima oleh Tuhan, maka Tuhan memberikan kepada Ayub berkat dua kali lipat daripada sebelumnya.

Kemarahan yang menjadi dosa

Ayub, dalam segala penderitaannya, tidak pernah menyalahkan Tuhan. Ia mengajukan keluh kesahnya secara jujur kepada Tuhan. Tetapi ia tidak pernah menyalahkan Tuhan.
Hal ini juga dilakukan oleh Daud. Dalam Mazmur kelihatan bagaimana di saat Daud mengalami penderitaan, ia berkeluh kesah di hadapan Tuhan.

Dari sini kita belajar untuk bersikap benar saat menghadapi situasi sulit. Kecewa, marah, mungkin merupakan reaksi wajar manusia saat mengalami penderitaan, aniaya, fitnahan, dan situasi buruk lainnya. Tetapi Kitab Suci mengajarkan agar kita tidak membiarkan kemarahan dan kekecewaan kita menjadi dosa.

Kedua ayat berikut ini memberikan gambaran perbedaan antara marah yang menjadi dosa dan marah yang tidak mendatangkan dosa.

Efesus 4:26-27
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.

Amsal 29:11
Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya. 



Baca juga:
Biarkan YAHWE Mencurahkan Berkat-NYA Saat Saudara Mengampuni
Pembelaan Iman Stefanus di Hadapan Mahkamah Agama
Sang Pendakwa
Nyanyian Syukur Atas Keselamatan
Pembalasan

Kamis, 20 Agustus 2015

Mazmur 23: YAHWE Adalah Gembalaku

YAHWEH adalah Gembalaku - Ini bicara mengenai hubungan

takkan kekurangan aku - Ini bicara mengenai penyediaan

DIA membaringkan daku di padang rumput yang hijau - Ini bicara mengenai istirahat

DIA menuntunku ke air yang tenang - Ini bicara mengenai penyegaran

DIA menyegarkan jiwaku - Ini bicara mengenai pemulihan

DIA membimbingku di jalan yang benar - Ini bicara mengenai bimbingan

karena Nama-NYA yang kudus - Ini bicara mengenai tujuan

Meskipun aku berjalan dalam lembah kekelaman - Ini bicara mengenai cobaan

Aku tidak takut bahaya - Ini bicara mengenai perlindungan

Karena ENGKAU besertaku - Ini bicara mengenai kesetiaan

Tongkat dan gada-Mu itulah yang menghibur aku - Ini bicara mengenai disiplin

Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan musuhku - Ini bicara mengenai harapan

Engkau mengurapi kepalaku - Ini bicara mengenai penyucian

pialaku penuh berlimpah - Ini bicara mengenai kelimpahan

Kebajikan dan kemurahan belaka mengikuti aku seumur hidupku - Ini bicara mengenai berkat

Dan aku akan diam dalam rumah YAHWEH - Ini bicara mengenai keamanan

seumur hidupku - Ini bicara mengenai kekekalan



Baca juga:
Melewati Lembah Kekelaman
Pemberi yang Hebat
Mendengar Tuntunan Gembala
Dituntun ke Padang Berumput Hijau
Tuntunan Melewati Lembah Kelam
Dituntun Menuju Kemenangan
Mengikuti Gembala
Yeshua Gembala yang Baik
Menjadi Domba yang Baik
YAHWE Adalah Gembalaku

 

 

 

 

 

 

 


Rabu, 15 April 2015

Persediaan dan Permintaan (1)

Bisnis Besar Pemerintah Kerajaan Elohim
Hampir semua prinsip bisnis dunia sekarang ini berasal dari Alkitab. Banyak orang yang tidak tahu hal itu. Mereka mengira prinsip-prinsip itu berasal dari sekolahbisnis Ivy League. Atau mungkin dari ekonom terkenal seperti Heynes, Friedman, atau Malthus. Bukan. Prinsip bisnis beradal dari YAHWEH dan digunakan oleh iblis untuk membentuk ekonomi dunia.

Mengapa setan menggunakan sistem Tuhan? Karena ia tahu bahwa apapun yang diciptakan tuhan akan berhasil dan tidak ada yang lebih baik darinya. Tetapi yang dilakukan sistem dunia adalah menghilangkan beberapa unsur penting, seperti motif kasih (belas kasih); perlunya iman, keadilan dan integritas; dan pentingnya pimpinan Roh Kudus. Mereka menggantikan hukum utama rohani tabur tunai dengan prinsip sistem Babel yang inferior berdasarkan ketakutan yang ekonominya didasarkan pada membeli dan menjual. Satu sistem dicirikan oleh memberi dan kebaikan dan memberkati karena persediaan yang melimpah, sementara sistem lainnya dicirikan oleh penimbunan, kelangkaan dan kekurangan karena persediaan yang terbatas.

Persediaan Sudah Ada Sebelum Ada Permintaan
Mengapa bisnis dunia memiliki pandangan yang terbatas akan realitas dan berkembang dalam ekonomi yang amat terbatas? Mazmur 73 ayat 12 mengatakan, "Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!" Tetapi untuk setiap anak Tuhan ada persediaan supernatural yang telah disediakan bagi kita sebelum dunia dijadikan.

Coba pikirkan, segala sesuatu yang dibutuhkan Adam sudah ada di taman sebelum Tuhan menciptakan dia. Abraham, ketika dipanggil untuk pergi dan menyerahkan anaknya Ishak, tidak mendaki bukit sambil menangis dan memohon kepada Tuhan untuk mengubah permintaan-Nya (Kejadian 22). Mengapa? Karena dia bisa melihat sesuatu. Kitab Suci mengatakan, ",,, Karena ia berpikir, bahwa YAHWEH berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati ..." (Ibrani 11:19).

Dalam ketaatan kepada YAHWEH, Abraham mengangkat pisaunya untuk menyembelih anaknya dan malaikat Tuhan menghentikannya, katanya, "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. Dan Abraham menamai tempat itu: "YAHWEH Jireh" (Kejadian 22:12-14). Secara harfiah artinya "TUHAN menyediakan".

Pertanyaannya, "Kapan seekor domba itu ada di sana?" Tepat sekali, sebelum dunia dijadikan. Hal yang sama ketika Yeshua, Anak Domba, disembelih, "Anak Domba, yang telah disembelih semenjak dunia dijadikan" (Wahyu 13:8).

Dengar apa yang dikatakan Paulus, "Terpujilah YAHWEH dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga. Sebab di dalam Dia YAHWEH telah memilih kita sebelum dunia dijadikan" (Efesus 1:3-4).

Baca kelanjutannya di sini, Persediaan dan Permintaan (1)

Selasa, 27 Januari 2015

Kisah Berkat Global 1: Toru Kumon

Amsal 19:21 
"Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah  yang terlaksana."

Toru Kumon adalah seorang guru matematika SMA di Jepang. Ia memiliki anak yang sulit belajar matematika. Ia berpikir keras untuk mengatasi masalah tersebut dan pada tahun 1954 terciptalah metode KUMON, sebuah metodoe hitung yang memudahkan seorang naak untuk belajar matematika, termasuk anaknya.

Dimulai dari para tetangga yang tertarik untuk mencoba metode kumon untuk anak-anak mereka, Kumon Center pun berdiri dan berkembang. Saai ini ada sekitar 26.000 Kumon Center yang berdiri dai 44 negara, termasuk salahs atunya di Indonesia.

Kumon berhasil memanfaatkan kesempatan yang datang (dalam bentuk kesulitan, yang ia pandang sebagai tantangan atau kesempatan) sehingga ia berhasil menciptakan sebuah metode orisinil di balik kesulitan yang ia alami.

Kita perlu belajar peka untuk melihat sistuasi yang kita hadapi. Bisa jadi setiap kesulitan yang kita hadapi dalam keluarga, pekerjaan, keuangan, studi, dan pelayanan adalah kesempatan yang Bapa YAHWEH sediakan untuk memberkati kita, agar kita menemukan ide atau cara baru untuk mengalami terobosan.

Apabila Saudara saat ini menghadapi kesulitan, mintalah hikmat TUHAN agar kesulitan itu diubah menjadi kesempatan global. Temukan setiap kesempatan global yang sedang datang. Kemudian bangunlah sukses di atasnya.

Dituliskan kembali dari Renungan Harian GKA edisi 18 Januari 2015


Baca juga:
Berdoa dengan Segenap Kekuatan
Mengawali dengan Satu Talenta
20 Kebiasaan Sukses Paling TOP
Apakah Kita Sudah Mengikhlaskan Tuhan untuk Memberkati Kita?

 

 

 




Rabu, 14 Januari 2015

3 Pelajaran dari Pemazmur tentang Menemukan YAHWE

Diterjemahkan dari 3 Lessons From The Psalmist On Rediscovering God oleh TE Hanna
Bagian Pertama dari Seri Terobosan

Membaca Kitab Suci setiap hari? Hal ini mungkin merupakan disiplin rohani yang paling sulit untuk dipertahankan. Bukan berarti bahwa hal ini merupakan tindakan yang sulit dilakukan. Saudara hanya diminta untuk membuka halaman Kitab Suci dan biarkan mata saudara menjelajah seluruh huruf-hurufnya. Tidak, bukan pelaksanaan mekanis hariannya yang menjadi tantangan, melainkan konsistensinya.

Alkitab menantang kita. Kadang-kadang, itu bisa sangat menyegarkan, memunculkan kelaparan yang hebat akan Firman Tuhan yang sebelumnya telah tertidur. Lain kali, Alkitab menyerang kita. Karena mengungkapkan kegelapan tersembunyi kita, memaksa kita untuk menghadapi bidang-bidang diri kita yang tetap kita sembunyikan. Dan kemudian, ada saat-saat di mana Kitab Suci itu hanya membingungkan. Bisa menjadi sulit untuk menarik makna modern dari sebuah naskah kuno dengan keteraturan. Sejujurnya, hal itu dapat menghabiskan tenaga, prosesnya menjadi menakutkan, dan bisa sulit untuk tetap mempertahankan semangat dan gairah awal saat kita pertama kali melakukannya.

Penulis Mazmur 119 memahami hal ini. Dalam pasal terpanjang dari seluruh Alkitab ini, kita menemukan sebuah puisi epik yang memuji kehadiran YAHWE dalam Kitab Suci. Tepat sekitar ayat kesembilan belas, kita menemukan ungkapan yang sangat menarik ini:

"Aku ini orang asing di dunia, janganlah sembunyikan perintah-perintah-Mu terhadap aku." (Mzm 119:19)

Bagi bangsa Ibrani, tanah yang dijanjikan itu bukanlah properti yang menjadi milik mereka. Itu adalah milik YAHWE, di mana mereka tinggal sebagai penyewa ilahi. Dengan demikian, mereka sering berbicara tentang kehadiran Tuhan di antara mereka dan, di seluruh Mazmur dan seluruh Kitab Suci, kita mendengar permohonan ini agar Elohim tidak menyembunyikan wajah-Nya.

Tapi tidak di sini. Di sini, permohonanya berbeda. Ini mengacu ke hadirat ilahi Elohim yang terungkap melalui tulisan Kitab Suci , dan mengingatkan kita akan dua hal yang sangat penting:

    Kitab Suci yang memperkenalkan kehadiran Elohim
    Bahwa kadang-kadang, Tuhan tampaknya disembunyikan

Jadi bagaimana kita menemukan Tuhan yang tersembunyi ini? Yeremia berjanji kepada kita bahwa Elohim akan ditemukan ketika kita mencari-Nya (Yer 29:13), jadi bagaimana kita melakukannya?


Syukurlah, Pemazmur yang sama memberi kita tiga pendekatan untuk menemukan kembali wajah YAHWEH.

1. "Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang ..." (Mazmur 119:18)

Pendekatan paling langsung bagi kita adalah melalui studi Kitab Suci. Di sekolah Alkitab, kita menggunakan metode-metode yang melibatkan pengkajian budaya, bahasa, konteks, genre, dan pengaruh-pengaruh langsung yang mengenai penulis dan pembaca. Dalam renungan pribadi, kita jarang melangkah sejauh ini. Sering, kita hanya membaca suatu perikop dan menanyakan "apa artinya?" Dalam studi yang lebih terbimbing, kita bisa menggunakan catatan kaki dan acuan-silang dalam Kitab Suci.

Kuncinya adalah observasi intensional. Kita membaca untuk mencari arti dan informasi. Kita berusaha memahami Kitab Suci dan apa yang disampaikan kepada kita. Sering, kita akan mengakhiri studi semacam itu dengan banyak pertanyaan. Pertanyaan semacam itu bagus, membawa kita masuk lebih dalam.
Proses studi intensional membantu kita membuka mata kita, dan untuk melihat hal-hal berkaitan dengan TUHAN.


2. “supaya aku hidup, dan aku hendak berpegang pada firman-Mu" (Mazmur 119:17)

Erat terkait dengan studi adalah aplikasi. Tidak cukup hanya mengumpulkan informasi. Sebagai orang Kristen, Kitab Suci hanya akan bermakna ketika hal itu diwujudkan dalam hidup kita. Sehingga pemazmur mengaitkan keduanya menjadi satu: "supaya aku hidup dan berpegang."


3. “hamba-Mu ini merenungkan ketetapan-ketetapan-Mu” (Mazmur 119:23)

Pendekatan ketika yang diberikan Pemazmur adalah meditasi atau renungan. Meditasi bagi bangsa Ibrani kuno amat berbeda dengan yang kita pahami sekarang. Bagi banyak di antara kita, gagasan meditasi memunculkan gambaran biksu timur yang bernyanyi bersama atau filsuf New-AGe yang menekankan pengosongan pikiran.

Renungan Kitab Suci amat berbeda. Meditasi Kitab Suci adalah mendalami satu ayat atau prinsip, refleksi secara intensional terhadap janji Kitab Suci. Ini semacam mengunyah permen keras, menikmati rasa yang berbeda ketika kita membolak-balik permen di dalam mulut kita, membiarkannya meleleh secara perlahan di mulut kita.

Ketika kita merenungkan janji-janji TUHAN, kita kembali ke janji tersebut lagi dan lagi, mengucapkannya di dalam pikiran kita dan dalam ingatan kita. Meditasi adalah membiarkan ayat atau janji menetap di dalam inti keberadaan kita.

Itulah mengapa Pemazmur menyebutkan renungan di tengah kekacauan. Hanya dalam menerungkan janji-janji TUHAN kita akan menemukan kedamaian di masa-masa yang tidak pasti. Merenungkan janji TUHAN akan membentuk kita menjadi laki-laki dan wanita-Nya TUHAN.

Alkitab dapat menguras kita, itu benar. Pergumulan mental dengan teks terus-menerus sering secara pribadi dapat menantang dan kadang secara intelektual melelahkan dan dapat menguras energi kita. Ironisnya, dalam Kitab Suci kita juga menemukan penyegaran. Ketika kita belajar untuk memodifikasi pendekatan kita, kita tidak hanya menemukan penyegaran yang diberikan firman TUHAN, tapi kita menemukan bahwa ada banyak hal yang belum kita temukan.

Dan itu yang membuat latihan layak dilakukan.


T E Hanna adalah penulis Raising Ephesus: Christian Hope for a Post-Christian Age dan telah menerbitkan banyak artikel di web mengenai iman dan budaya.

Sabtu, 10 Januari 2015

Iman: Penyediaan Supernatural - Memberi Makan 5000 Orang

Baca bagian sebelumnya!

Contoh terakhir dari hidup "di luar waktu" adalah ketika YESHUA memberi makan lima ribu orang (ditambah perempuan dan anak-anak) dengan lima lembar roti dan dua ikan. Dia memasuki ruang persediaan yang tanpa batas yang sudah ada di alam surga yang tidak kasat mata. Dan perlu dicatat: makanan yang digandakan YESHUA itu bukanlah makanan remah-remah melainkan makanan yang mewah berlimpah-limpah yang tersedia bagi setiap orang.

Perhatikan apa yang dicatat dalam Markus, pasal 6 ayat 36-37

Suruhlah mereka pergi, supaya mereka dapat membeli makanan di desa-desa dan di kampung-kampung di sekitar ini."
Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"


Ketika YESHUA menyuruh murid-murid-Nya untuk memberi orang banyak itu makan, mereka
melihat tugas itu sebagai mustahil tanpa enam bulan kerja untuk mendapatkan cukup uang untuk membeli makanan. Mengapa? Karena kebanyakan dari kita telah terlatih oleh sistem bumi yang terkutuk di mana segala sesuatu yang dilakukan orang dibatasi oleh ketersediaan, yang bagi kebanyakan orang, termasuk murid-murid, hanya bisa didapatkan melalui waktu dan kerja keras.

Sekarang, saudara mungkin sedang menghadapi situasi keuangan dan saudara mungkin melihat masalah saudara dengan cara yang sama, hanya bisa diselesaikan dengan bekerja. Mungkin ada yang mengatakan, "Jika misalnya saja aku mendapatkan kenaikan gaji" (yang biasanya tidak banyak, hanya 3% atau 4%); atau "Aku perlu kerjaan sampingan"; atau "Aku perlu mendapatkan pinjaman," yang memerlukan baik waktu maupun kerja keras untuk membayarnya. INGAT, SEGALA SESUATU BERUBAH KETIKA KERAJAAN ITU DATANG. Yeshua menunjukkan kepada mereka bagaimana mengatasi masalah itu tanpa harus bekerja keras dan terikat oleh keterbatasan waktu.

Ingat bahwa kalau saudara sudah dilahirkan kembali, saudara tidak lagi terikat dengan ekonomi dunia ini: sekarang ekonomi dunia ini tergantung pada saudara. "Kelahiran Baru" menghubungkan saudara lewat PERJANJIAN dengan Sumber kuasa dan persediaan yang sejati. Sekarang saudara bisa mengalami terobosan keuangan tidak peduli seberapa buruk situasi kelihatannya bagi saudara. TUHAN berjanji kepada kita ... "Mereka tidak akan mendapat malu pada waktu kecelakaan, dan mereka akan menjadi kenyang pada hari-hari kelaparan" (Mazmur 37:19). Terjemahan lain mengatakan "... mereka akan menikmati secara melimpah."

YESHUA mengajarkan "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Elohim, dan kebenaran-Nya; dan semua itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33). Cara-Nya yang "benar" adalah menaburkan benih bagi kebutuhan saudara. Kebanyakan orang percaya diajarkan untuk tidak mengharapkan upah ketika memberi. "Tidak benar mengharapkan sesuatu sebagai imbalan dari pemberian kita kepada Tuhan." Baiklah, inilah berita baiknya, "mengharapkan untuk menerima sesuatu adalah cara yang saleh untuk memberi. Itu merupakan cara "Tuhan dalam melakukan sesuatu." Tuhan sedemikian mengasihi dunia sehinga Dia memberikan ... Dia mengharapkan umat-Nya kembali kepada-Nya sebagai pamrihnya.

Ekonomi Kerajaan Elohim didasarkan pada hukum tabur tuai dan dikokohkan oleh Elohim sendiri, tidak peduli seberapa parah situasinya. Saudara dan saya bisa disediakan tidak hanya secara cukup, melainkan melimpah ... tanpa kerja keras dan ketakutan dan tekanan dunia (Lukas 6:38).

Ini saatnya bagi saudara untuk mengaktifkan iman saudara dan ini adalah saat bagi kesembuhan saudara, bagi pekerjaan atau bisnis baru saudara, bagi terobosan keuangan saudara, atau apapun yang saudara inginkan. Sekarang. dengan tuntunan Roh Kudus, nyatakan bahwa inilah saatnya untuk menebus jaminan, melunasi pinjaman. Jangan biarkan hal itu dimungkinan berdasarkan waktunya manusia, buatlah itu mustahil ... itulah saatnya iman bekerja. Gunakan iman saudara dan buatlah waktu tunduk kepada saudara. Ayub 22:28 mengatakan, "... Apabila engkau memutuskan berbuat sesuatu, maka akan tercapai maksudmu".

Baca juga:
YAHWEH Memberikan Resep Kesehatan dan Kebugaran
Melewati Lembah Kekelaman
Menghampiri Tahta Karunia dengan Penuh Keberanian
Fokus pada Firman TUHAN
Bapa YAHWEH Sanggup Mengubah Setiap Mara Menjadi Elim


Minggu, 04 Januari 2015

Iman Mengatasi Waktu (2)

Baca bagian sebelumnya

Menerima Lutut Baru Sekarang Juga!

Seorang teman penginjil menceritakan pengalaman seorang wanita dalam jemaatnya yang mendengar pengajarannya mengenai Kata Iman dan ia memutuskan untuk percaya kepada YAHWEH bagi penyembuhan penyakitnya. Para dokter sudah mengatakan kepadanya bahwa ligamen dan kartilago di lututnya hancur, yang menyebabkan rasa nyeri yang akut di persendiannya. Ia selama ini mendapat pengajaran bahwa iman adalah untuk hari esok, tetapi dalam ibadatnya kali ini ia menemukan bahwa iman itu adalah untuk hari ini. Ia belajar bahwa tidak ada esok untuk iman dan bahwa ia dapat menerima penyembuhan SEKARANG juga! Segala sesuatu yang akan dilakukan YAHWEH untuk setiap anak-Nya sudah selesai IA lakukan. Dan setiap anak YAHWEH yang telah dibasuh dengan darah memiliki hak untuk diutuhkan hidupnya sampai hari di mana ia meninggalkan dunia ini. Ini merupakan bagian dari warisan kita.

Wanita ini, setelah mendengarkan kebenaran, merasa terdorong untuk berlari maju ke altar, yang biasanya mustahil ia lakukan. Ingat, iman itu adalah hasrat untuk sesuatu yang mustahil. Mengapa? Karena iman melihat yang tidak terlihat dan dipenuhi ketika menghadapi situasi yang tidak mungkin. Ketika ia lari ia tidak merasakan nyeri sama sekali. Apa yang terjadi adalah bukan penyembuhan atas lututnya yang sudah rusak melainkan mukjizat diberinya ia lutut yang sama sekali baru.

Penjelasannya seperti ini. Segala sesuatu yang kita butuhkan atau inginkan, yang diperlukan oleh kehidupan dan untuk kebaikan, sudah ada dan disediakan dalam kekekalan dan dimasukkan dalam daftar inventaris kita. Dari kesehatan yang sempurna sampai rumah, semua adalah warisan saudara. Tidak ada yang akan dilakukan YAHWEH yang belum DIA selesaikan. Tidak ada yang akan diberikan YAHWEH kepada kita yang belum DIA sediakan. Anak-anak YAHWEH harus belajar bagaimana meraih dunia "kekekalan" dan membawanya ke dunia ini sekarang juga. YAHWEH sudah menyiapkan segala sesuatu yang akan saudara butuhkan atau inginkan dan sekarang semua itu "tersimpan di sorga bagi saudara" (1 Petrus 1:4).

Saudara dan saya sedang ada dalam masa tugas di bumi ini dan YAHWEH ingin kita untuk menyelesaikan tugas kita di sisi surga ini "SEPENUHNYA" ... SEHAT, SEJAHTERA dan PENUH HIKMAT. Sebagaimana ditulis oleh Paulus, "Semoga Elohim damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yeshua Ha-Mashiach, Tuhan kita." (1 Tesalonika 5:23). YAHWEH tidak hanya ingin agar kita terpelihara, melainhkan YAHWEH telah menempatkan kita di bumi ini untuk memelihara bumi dan kehidupan yang ada di dalamnya.

Baca selanjutnya

Baca juga:
YAHWEH Memberikan Resep Kesehatan dan Kebugaran
Melewati Lembah Kekelaman
Menghampiri Tahta Karunia dengan Penuh Keberanian
Fokus pada Firman TUHAN
Bapa YAHWEH Sanggup Mengubah Setiap Mara Menjadi Elim

Sabtu, 03 Januari 2015

Iman: Hidup Di Luar Waktu

Edaran Bill Winston Desember 2014

Tidak ada anak Tuhan yang bisa menjalankan fungsinya secara penuh sebelum ia memahami bahwa segala sesuatu yang ia butuhkan di dunia ini sudah disediakan "sebelum dunia dijadikan," dan satu-satunya cara untuk menerima manifestasinya ke dalam dunia fisik tiga dimensi ini adalah melalui IMAN. Iman adalah daya rohani untuk menggerakkan surga turun ke dunia.

Surga adalah tempat yang abadi, di mana segala sesuatu sudah selesai dilakukan dan di mana kita dilahirkan (Yohanes 3:3 Yeshua menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Elohim."). Dalam beberapa terjemahan Kitab Suci Tuhan sering disebut sebagai "Yang Kekal." Dalam Kitab Yesaya Dia menulis, "Dia Yang Mahatinggi dan Mahamulia, yang diam dalam kekekalan, yaitu Dia Yang Mahakudus, berfirman..." (Yesaya 57:15). Ayat ini mengatakan bahwa Tuhan adalah "Yang Kekal" yang hidup dalam kekekalan sekarang di mana tidak ada waktu sebagaimana kita mengenal konsep waktu sekarang ini.

Untuk Tuhan tidak ada kemarin atau esok hari. Semuanya hanya "SEKARANG." Mungkin kemudian ada yang bertanya, "Kalau begitu darimana asalnya waktu itu?" Jawabannya adalah bahwa waktu diciptakan bersamaan penciptaan dunia ini. Waktu tidak selalu ada. Tuhan menciptakannya bersamaan dengan ciptaan yang lain, sama seperti pohon, burung, dan kutu.

Tuhan hidup di luar waktu dan Dia mengirimkan Yeshua Anak-Nya, yang masuk ke dalam waktu di dunia ini untuk mengajari kita, sebagai warga Kerajaan Surga, bagaimana hidup seturut asal kita, bukan seturut cara kita sekarang di dalam zona waktu "manusia yang telah jatuh" ini. Yeshua mengajarkan kepada kita bahwa waktu dibuat untuk kita. Kita tidak dibuat untuk waktu.

Jika Tuhan menginginkan agar kita tunduk kepada waktu, Dia tidak akan pernah memberi kita IMAN, karena iman mengalahkan waktu dan membawa kita melampaui waktu ke masa depan untuk mengambil bagian kita sekarang ini juga. Iman menyatakan bahwa sesuatu ada dan waktu akan selalu tunduk.

Saya ingat ketika YAHWE bicara dalam hatiku untuk memulai Joseph Business School untuk mengajari orang-orang di pasar bagaimana menjalankan bisnis menurut Kitab Suci. Saya tidak tahu bagaimana memulainya sebab itu saya meminta dua anggota jemaat kami untuk mengaji berapa lama persiapan yang dibutuhkan untuk bisa membuka sekolah itu.Mereka melaporkan bahwa diperlukan 2 tahun persiapan. Saya membawa perkara ini kepada Tuhan dalam doa dan alih-alih membenarkan 2 tahun Tuhan mengatakan bahwa sekolah itu akan dibuka 2 bulan lagi. Saya menyampaikan kepada mereka apa yang dikatakan Tuhan dan tanpa ragu mereka menerima perkataan saya dan melakukannya.

Mukjizat terjadi dan sekolah itu dibuka tepat waktu, dalam 2 bulan, sesuai pernyataan iman, yang bekerja mengatasi keterbatasan waktu. Ketika kita bekerja dalam iman kita memiliki akses kepada kekekalan, dunia yang tidak kasat mata di mana hal-hal sudah diselesaikan dan disediakan. Sebab itu, iman adakah kemampuan Tuhan di dalam diri kita untuk menempatkan apa yang tidak kasat mata di atas yang kasat mata ... di luar kerangka waktu sama sekali.

Rasul Paulus menulis sebuah perwahyuan yang dahsyat mengenai hal ini. "Terpujilah Elohim dan Bapa Tuhan kita Yeshua Ha-Mashiach yang dalam Ha-Mashiach telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga." (Efesus 1:3). Kitab Suci ini lebih jauh menegaskan bahwa hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan kita dan planet bumi ini sudah selesai dan sudah tersedia. Semua ciptaan sedang "menunggu manifestasi anak-anak Tuhan," menunggu seseorang dengan iman untuk mengakskes apa yang sudah disediakan di surga dan memanifestasikannya di sini di dunia ini.

Baca bagian selanjutnya

Baca juga:
YAHWEH Memberikan Resep Kesehatan dan Kebugaran
Melewati Lembah Kekelaman
Menghampiri Tahta Karunia dengan Penuh Keberanian
Fokus pada Firman TUHAN
Bapa YAHWEH Sanggup Mengubah Setiap Mara Menjadi Elim