Minggu, 25 Maret 2018

3 pertanyaan cinta


oleh: Wakidi Kirjo Karsinadi


1
“Kepha, apakah engkau MENGASIHI aku, lebih dari mereka ini?”
melebihi orang-orang ini, apakah ada agape dalam dirimu untukku?
***
“ya aku mengasihimu
ya, dan meskipun semua yang lain meninggalkanmu sekali-kali aku tidak”

“kalau begitu, tidak akan ada ayam berkokok hari ini, Kepha.”

“ayam akan tetap berkokok dan aku tetap MENCINTAI-mu sekalipun aku harus mati karenamu”
AGAPE itu milikku, kuberikan sepenuhnya untukmu

malam itu dini hari, ia dihadapkan pada hukuman mati, atas tuduhan palsu
semua temannya lari, seorang diri Kepha mengikutinya dari kejauhan

hati Kepha kecut
sebelumnya ia yakin dia akan menang atas semua bangsa dan memerintah sebagai raja
tetapi kini, dia benar-benar seperti orang biasa, manusia tanah yang lemah
ke mana semua kuasa keajaiban itu, batinnya
dinginnya malam itu semakin membuat nyalinya menciut

mendekat ke perapian ia ingin menghangatkan badan

“kamu teman orang itu bukan?” melengking suara seorang perempuan yang duduk di seberang perapian
Kepha kaget setengah mati
“aku tidak tahu apa yang engkau maksud.”
seketika dinginnya menghilang dari tubuhnya
Kepha menggeser tubuhnya, ia menuju ke pintu gerbang.

“aku tahu, engkau salah satu teman dari orang itu!” seseorang menyergahnya
aku tidak kenal orang itu," Kepha berkilah
belum sempat ia menggeserkan kembali tubuhnya
“dari logat bicaramu, engkau jelas teman orang itu!” dari belakang seseorang menghardiknya
aku tidak kenal orang itu," Kepha menyumpah

dan kemudian …
“kukuruyuk! kukuruyuk! kukuruyuk!”
Kepha terperanjat
suara kokok ayam itu memutar kepalanya
ia bersitatap dengan dia
mata ketemu mata

ia telah memberikan tiga jawaban
atas tiga pertanyaan
sebab itu hari ini ayam masih berkokok

dia benar
ia salah
ia lari dalam deras air mata
dia mengenalnya lebih dari ia mengenal dirinya
AGAPE itu tidak ada pada dirinya
sama sekali tidak ada
apalagi melebihi yang lain
itu hanyalah ilusi dari keangkuhan diri yang membawanya terbang bersama angina
dan kokok ayam itu masih ada
untuk membawanya kembali jatuh ke tanah
kembali menjadi manusia tanah
***
“benar tuan, engkau TAHU, bahwa aku mengasihi engkau."
padaku ada filia, itu saja

Kepha tahu, dia lebih tahu melebihi ia tahu siapa dirinya

2
“Kepha, apakah engkau MENGASIHI aku?” dia bertanya untuk kedua kalinya
apakah ada AGAPE untukku?
***
pagi itu Kepha bersama keempat temannya sedang berada di pantai
mereka kembali kepada kehidupan lama
sebelum bertemu dengan dia
menjadi penjala ikan

angannya telah pudar
ia telah gagal

bersama dia ia pernah bermimpi
menjadi cadas keras tempat berdirinya sebuah kerajaan
namun kokok ayam itu telah membuatnya mengerti
angannya melambung terlalu tinggi
membuatnya lupa diri
ia gagal total

pagi itu dia datang
kepada mereka ia mendekat
mereka yang telah meninggalkannya dan menyangkalnya
mereka tetap dianggap sahabat
Kepha kembali bersemangat

dilupakannya kegagalan masa lalu
lalu atas penyangkalannya haruskah ia
malu? tak lagi perlu karena ia tahu dia lebih tahu
semua itu terjadi bukan tanpa maksud
agar Kepha melepaskan segala selaput
***
“benar tuan, engkau TAHU, bahwa aku mengasihi engkau."
padaku ada filia, itu saja, tidak melebihi siapa pun

Kepha tahu, dia lebih tahu melebihi ia tahu siapa dirinya
dan dia menerimanya apa adanya

3.
“Kepha, apakah engkau mengasihiku?” dia bertanya untuk ketiga kalinya
apakah ada FILIA untukku?

Kepha sedih mendengar dia bertanya untuk ketiga kalinya.
dia telah menanamkan di dalam dirinya sebuah duri di dalam daging
kesedihan yang mencegahnya untuk melupakan bahwa dirinya hanyalah
manusia tanah

“benar tuan, bukan AGAPE melebihi semua yang lain, bukan AGAPE yang ada pada diriku untukmu, hanyalah FILIA manusia lemah, manusia tanah. itulah yang kupunya. itulah yang kumampu”

Kepha sekarang lebih mengenal dirinya, manusia lemah yang hanya mampu memeluk keterbatasan FILIA untuk tuannya, bukan kebesaran dan keangkuhan AGAPE.

pengenalan diri ini
dan penerimaan dia atas segala keterbatasannya
telah mengantarkan Kepha dari FILIA kepada AGAPE
saat ajal menjemputnya
kali ini, ia tidak menyangkal dia, ia tidak lari, ia menghadapi kematiannya
benar-benar karena dan untuk dia

demikian dia telah berjanji
ia telah menjadi batu karang
bagi berdirinya jemaat


Medari, dini hari, 26 Maret 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar