Selasa, 16 April 2013

Teladan Ketaatan dari Emily Gloria Wilson

YAHWE menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya (Mazmur 37:23)

John Kenneth Galbraith
John Kenneth Galbraith
Dalam autobiografinya, “A Life On Our Times,” John Kenneth Galbraith, seorang tokoh dan ahli ekonomi asal Kanada menceritakan tentang ketaatan yang luar biasa yang ditunjukkan oleh Emily Gloria Wilson, pengurus rumah tangganya:

Hari itu adalah hari yang sangat melelahkan, dan saya meminta Emily untuk menerima setiap telepon yang masuk ketika saya tidur siang. Dalam waktu yang sangat singkat setelah saya mengatakan hal itu kepadanya, telepon berdering. Lyndon Johnson (presiden ke-36 AS) menelepon dari Gedung Putih dan berkata, “Tolong hubungkan saya dengan Ken Galbraith. Ini dari Lyndon Johnson.”
Lalu Emily menjawab, “Dia sedang tidur Pak Presiden… Dia katakan bahwa jangan ada seorang pun yang mengganggu tidur siangnya.”
“Yah baiklah. Tapi sekarang saya ingin anda membangunkan dia. Saya harus berbicara dengannya.” Kata Johnson lagi.
“Tidak bisa Pak Presiden. Saya bekerja bagi dia, bukan bagi anda,” kata Emily.
Saat saya menelepon Pelajaran Agama Katolik Presiden, dalam keadaan tawa yang sudah mereda, ia berkata, “Katakan kepada wanita itu, saya inginkan dia untuk bekerja di Gedung Putih!”

President Lyndon Johnson
President Lyndon Johnson
Manusia seperti Emily Gloria Wilson mungkin sangat langka. Ia tahu apa artinya ketaatan kepada tuannya. Ia tahu apa artinya hati seorang pelayan yang mengabdi kepada tuannya. Yang ia tahu adalah bahwa ia harus taat kepada tuannya, atau kepada siapa ia mengabdi. Orang semacam ini akan mendapat kepercayaan yang sangat besar dari tuannya dan otomatis akan memperoleh berkat serta jaminan dalam hidupnya.

Kita mempunyai Tuan yang kita sanjung, Yesus Kristus. Apa saja yang menjadi perintah-Nya seharusnya kita turuti tanpa protes. Banyak orang ingin berkat, tetapi tidak taat. Padahal berkat datang dari ketaatan pada perintah Tuhan, sedangkan kutuk datang dari ketidaktaatan. Ketaatan adalah sebuah kualitas karakter yang menentukan masa depan seseorang. Sejauh mana saudara diberkati adalah tergantung sejauh mana saudara taat pada Tuhan. Kalau kita memiliki hati hamba yang mengabdi dan taat kepada Tuhan, pasti anugerah, penyertaan, tuntunan dan berkat-berkat Tuhan akan dialirkan kuat di dalam hidup kita.



Baca juga:
Mendapatkan Hati Tuhan
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Melakukan Perkara Besar
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah

Jumat, 12 April 2013

Mendapatkan Hati Tuhan

Aku telah mendapat Daud, hamba-Ku; Aku telah mengurapinya dengan minyak-Ku yang kudus, maka tangan-Ku tetap dengan dia, bahkan lengan-Ku meneguhkan dia. (Mazmur 89:21-22)

Kita televisi kita sering melihat tayangan ajang pencarian bakat. Di situ banyak kontestan yang bertanding saling menunjukkan bakatnya masing-masing. Di antara ribuan kontestan, hanya dipilih puluhan orang yang bisa mengikuti sesi selanjutnya. Setiap sesi memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dan semakin meningkat. Dan dari puluhan orang tersebut, akhirnya hanya dipilih 5 besar, 3 besar dan akhirnya 1 pemenang. Pemenang tersebut berhasil mendapatkan hati para juri dan para pemirsa acara tersebut. Ketika seorang pemenang terpilih, akhirnya acara tersebut telah menemukan atau mendapatkan seseorang yang pantas menyandang gelar juara yang diberikan oleh acara tersebut.

Daud ditegur oleh Nabi Natan
Daud Taat Ketika Ditegur Tuhan
Demikian juga Daud. Ketika Tuhan melihat hidup Daud, Tuhan mengatakan bahwa “Aku telah mendapat Daud.” Kalau digambarkan, saat itu Tuhan dengan wajah yang berseri-seri berseru: “Akhirnya Aku menemukan orang yang kucari-cari selama ini.” Ketika Tuhan melihat hidup Daud, Daud langsung mendapatkan hati Tuhan. Tuhan melihat Daud yang hatinya begitu percaya dan berserah kepada-Nya sehingga Daud tanpa banyak bertanya taat terhadap kehendak Tuhan.

Kita semua, sadar atau tidak, sedang berada dalam ajang penilaian di hadapan Tuhan. Kita adalah kontestanya. Mereka yang memiliki hati yang taat dan penyerahan penuh terhadap kehendak Tuhan akan mendapat nilai plus di hadapan Tuhan. Akan selalu ada tantangan yang lebih meningkat kesulitannya di tiap level dan harga yang lebih besar untuk dibayar. Kalau kita gagal menaati kehendak Tuhan di sebuah level, maka kita tidak akan masuk ke level berikutnya. Jangan sampai kita terkena ‘eliminasi’ akibat ketidaktaatan kita akan kehendak Tuhan. Taatilah Firman Tuhan dengan hati yang mengasihi Tuhan, sehingga kita bisa mendapatkan hati Tuhan.


Baca juga:
Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Melakukan Perkara Besar
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?

Kamis, 11 April 2013

Tuhan Tersentuh dengan Ketaatan

Kata YAHWE, “Pergilah ke tanah Moria dengan Ishak, anakmu yang tunggal, yang sangat kaukasihi. Di situ, di sebuah gunung yang akan Kutunjukkan kepadamu, persembahkanlah anakmu sebagai kurban bakaran kepada-Ku.” Keesokan harinya pagi-pagi, Abraham membelah-belah kayu untuk kurban bakaran dan mengikat kayu itu di atas keledainya. Ia berangkat dengan Ishak dan dua orang hambanya ke tempat yang dikatakan Tuhan kepadanya. (Kejadian 22:2-3)

Ketaatan Abraham
Ketaatan Abraham
Sampai hari ini mungkin setiap kita masih geleng-geleng kepala karena kagum akan apa yang dilakukan oleh Abraham. Abraham memiliki ketaatan yang luar bisa, ketaatan yang tidak ditunda-tunda, ketaatan yang langsung. Mungkin sebagian di antara kita berpikir, apakah Abraham tidak punya perasaan? Pasti Abraham juga punya perasaan. Abraham juga manusia. Apalagi Ishak adalah anak yang lahir bagi dia di masa tuanya, anak satu-satunya yang ia punya, seorang anak perjanjian yang diberikan oleh Tuhan kepadanya. Dan ketika Tuhan memintanya untuk mempersembahkan Ishak sebagai kurban bakaran di hadapan TAHWE, Abraham bisa langsung taat. Luar biasa sekali. Inilah yang membuat Tuhan tersentuh hatinya. Inilah yang membuat Tuhan berjanji akan memberkati hidup Abraham dengan melimpah. Abraham berhasil mendapatkan hati Tuhan karena ketaatannya yang luar biasa.

Di seluruh dunia, kuda Arab sangat terkenal sebagai kuda kelas wahid. Oleh karena itu peternakan kuda Arab merupakan suatu usaha besar yang harus diusahakan dengan modal yang besar. Untuk mendapatkan bibit-bibit unggul dari kuda-kuda Arab ini diperlukan suatu cara penanganan yang lain daripada yang lain. Kuda-kuda itu dikumpulkan di dalam sebuah kandang khusus dan selama tiga hari tiga malam kuda-kuda itu sama sekali tidak diberi makan dan minum.  Di luar kandang, para gembala kuda sudah siap menanti. Mereka biasa memberikan aba-aba tertentu kepada kuda-kuda asuhannya dengan memakai semacam terompet tanduk. Misalnya bunyi tertentu merupakan kode untuk para kuda itu pulang kandang, dan bunyi melengking untuk para kuda itu keluar kandang.

Kuda Arab yang Unggul adalah Kuda yang Taat
Setelah tiga hari berlalu pintu kandang dibuka dan dalam jarak kurang lebih 500 meter disediakan rumput yang hijau dan air yang segar. Tentu saja kuda-kuda yang sudah demikian lapar dan haus itu segera berlari menuju makanan dan minuman yang tersedia. Tetapi ketika mereka sedang berlari terdengarlah suatu terompet gembala yang memberi aba-aba kembali ke kandang. Sebenarnya semua kuda sudah terbiasa mendengar suara terompet tanduk itu tiap-tiap hari  dan dalam keadaan yang wajar semua kuda taat terhadap gembalanya. Tetapi dalam keadaan sekarang ketika mereka lapar dan haus luar biasa ternyata mendengar aba-aba kembali ke kandang sebagian besar kuda tidak menaatinya. Mereka langsung saja berlari menuju rumput dan air yang tersedia. Tetapi ada sekelompok kecil kuda yang meskipun lapar dan haus, ketika mendengar aba-aba untuk kembali ke kandang, segera menghentikan larinya dan masuk ke kandang kembali. Melihat hal itu tahulah gembala bahwa kuda-kuda yang kembali masuk ke kandang dengan penuh ketaatan serta dapat menahan haus dan lapar itulah yang merupakan kuda-kuda bibit unggul yang sangat mahal  harganya.

Demikian juga kita yang mau taat sekalipun ada harga yang harus kita bayar. Di mata Tuhan, kita akan menjadi anak-anak-Nya yang sangat berharga.


Baca juga:
Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya
Melakukan Perkara Besar
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?
Iman yang Menggoncang Dunia

Jumat, 05 April 2013

Tuhan Tergerakkan Ketika Kita Menyentuh Hati-Nya

Ia membawa ku keluar ke tempat lapang, Ia menyelamatkan aku, karena Ia berkenan kepadaku. (2 Samuel 22:20)

Ayat di atas adalah perkataan Daud ketika ia telah dilepaskan dari cengkeraman semua musuhnya dan dari cengkeraman Saul. Apa alasan Tuhan menyelamatkan Daud dan memberikan kelegaan di dalam hidupnya? Dalam ayat di atas dikatakan bahwa alasannya adalah karena Tuhan berkenan kepada Daud. Daud adalah orang yang bisa menyentuh hati Tuhan, sehingga Tuhan berkenan memberikan pertolongan, keselamatan dan anugerah yang luar biasa baginya. Demikian juga dengan hidup kita. Kalau kita berjuang untuk menjadi orang yang bisa menyentuh hatinya Tuhan, maka tangan Tuhan juga akan berkarya secara ajaib dalam hidup kita.

Pada tahun 1852 sampai 1870 Perancis diperintah oleh Napoleon III. Pada tahun-tahun terakhir pemerintahannya, berkecamuklah perang dahsyat antara Perancis dan Jerman. Banyak daerah milik Perancis yang direbut dan diduduki oleh pasukan Jerman. Adalah seorang tentara muda Perancis bernama Pierre, ia sangat pandai dalam menembakkan meriam. Tiap kali menembak, sasaran yang dituju pasti hancur berantakan. Suatu hari komandannya yang bernama MacMahon memerintahkan Pierre untuk mengintai dengan teropong. “Apa yang kamu lihat?” tanya MacMahon.
“Saya melihat sebuah rumah, komandan!” Jawab Pierre.
MacMahon melanjutkan, “Menurut keterngan yang kuperoleh rumah itu dahulu milik orang Perancis, tetapi sekarang dijadikan markas tentara Jerman. Jadi, siapkan meriammu dan tembaklah rumah itu sampai hancur!”

Biasanya, begitu mendengar perintah dari atasan, Pierre segera melaksanakannya dengan baik. Tapi kali ini ia tertegun agak lama, bibirnya terkatup, seolah tak mampu mengeluarkan kata-kata. Untunglah segera ia dapat menguasai dirinya, lalu menyiapkan meriamnya dan menembakkannya berkali-kali sehingga rumah itu hancur berkeping-keping. Komandan MacMahon memuji tembakan Pierre itu. Melalui teropongnya ia mlihat tidak ada satu tembakanpun yang meleset. Semua mengenai sasaran dengan baik, rumah itu sekarang sudah rata dengan tanah. Maka munculklah kata-kata pujian dari MacMahon, “Pierre, engkau sungguh hebat. Engkau adalah prajuritku yang paling cakap!”

Tetapi sang komandan terkejut, karena ia melihat Pierre tertunduk di tanah sambil menangis tersedu-sedu. “Hai mengapa engkau menangis? Bukankah seharusnya engkau gembira sebab markas musuh telah dapat kita hancurkan?” demikian tanya MacMahon dengan heran.
Masih dengan tersedu-sedu Pierre menjawab, “Komandan, tahukah engkau bahwa rumah yang saya tembah tadi adalah rumahku sendiri? Dengan susah payah saya menyisihkan gaji saya sebagai prajurit untuk membangun rumah itu, tetapi sekarang rumah itu telah; rata dengan tanah karena tembakanku sendiri.”
MacMahon sangat terkejut mendengar penjelasan itu, tetapi sekaligus membuat Pierre prajurit menjadi sangat istimewa di hatinya. Sebagai prajurit, ia tahu tugas utamanya adalah menaati perintah komandan, maka walaupun sangat berat karena ia harus menghancurkan rumahnya sendiri, perintah itu dilaksanakannya dengan baik. Sebagai penghargaan kepada Pierre, kedudukannya diangkat dan ia menerima hadiah penghargaan yang luar biasa dari komandannya.

Ketika kita bisa menyentuh hati Tuhan, maka hati Tuhan itu akan menggerakkan tangan Tuhan untuk memberkati hidup kita.


Baca juga:
Melakukan Perkara Besar
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita

Kamis, 04 April 2013

Melakukan Perkara Besar

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa. (Yohanes 14:12)

Smith Wigglesworth
Smith Wigglesworth
Siapakah yang tidak kenal dengan Smith Wigglesworth? Jika belum kenal, rasanya sangat perlu untuk mengenal siapa Smith Wigglesworth (1859-1947). Ia adalah fenomena pentakosta, rasul iman, warna negara Inggris yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Tanda-tanda heran, mukjizat dan kuasa Tuhan menyertai setiap pelayanannya. Seorang rasul iman yang hidup dan matinyapun memuliakan Tuhan. Selama pelayanannya, roh-roh jahat diusir, sakit penyakit disembuhkan, menggugah hati ribuan orang untuk bertobat dan berpaling kepada Tuhan bahkan membangkitkan orang mati.

Smith Wigglesworth adalah seorang pelayan Tuhan yang membawa fenomena tersendiri di dalam sejarah pemberitaan Injil. Dilahirkan pada tahun 1859 di Menston, Yorkshire, Inggris, ia bertobat di sebuah gereja Wesleyan Methodist di usia 8 tahun, dan mengejar karir dalam bidang perledengan. Ia menikah dengan Polly Featherstone dan mereka mengoperasikan sebuah misi kecil di Bradford, Inggris.

Pada tahun 1907 ia menerima Baptisan Roh Kudus yang mengubah dan memperbarui pelayanannya secara radikal menjadi fenomena yang mendunia. Dia menyampaikan kotbah-kotbahnya dengan penuh kuasa dan disertai dengan tanda-tanda kuasa kepada kebenaran Firman Tuhan. Dia bergantung sepenuhnya akan kuasa Tuhan dan tidak terpengaruh oleh siapapun dan keadaan apapun. Firman dan doa menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan seorang Smith Wigglesworth. Ia kembali kepada Bapa yang dikasihinya pada tahun 1947 tetapi iman dan api rohnya tetap menyala hingga saat ini. Iman, kehidupan dan pelayanannya kiranya menjadi teladan buat kita semua, membakar api roh setiap kita yang merindukan untuk dipakai oleh Tuhan menjadi alat-Nya melakukan perkara-perkara besar di akhir jaman ini.

Kita harus mengerti bahwa jenis iman seperti inilah yang bisa menyentuh hati Tuhan. Mengapa? Sebab bagi Tuhan hanya orang yang imannya berani seperti inilah yang bisa dipakai dalam perkara-perkara yang besar. Sedangkan orang yang imannya hanya untuk mukjizat kecil-kecilan, yang masuk akal, dan yang bisa dilakukan dengan matematika manusia, juga hanya bisa dipakai sejauh imannya itu.

Ingat baik-baik: bagi Yesus, hanya orang yang punya iman besar yang bisa Dia pakai dalam perkara-perkara besar, bisa Dia percaya dengan hal-hal yang besar, dan bisa Dia tempatkan di posisi yang besar. Itu sebabnya jangan sampai kita punya iman kecil-kecilan. Mulai hari ini milikilah iman yang besar, yang sanggup menyentuh hati Tuhan dan menggerakkan tangan Tuhan untuk melakukan mukjizat-mujizat yang besar.


Baca juga:
Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?
Iman yang Menggoncang Dunia
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita

Rabu, 03 April 2013

Damai Tenang dalam Iman v.s. Iman yang Gelisah

Tuhan itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, sekalipun gunung-gunung goncang di dalam laut; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya. (Mazmur 46:2-4)

Aman dalam Tangan Tuhan
Pada abad ke-17 ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Oliver Cromwel. Waktu itu Oliver Cromwel menugaskan sekretarisnya untuk menunaikan tugas pekerjaan yang sangat penting di luar negeri. Dalam perjalanan tugasnya itu, sang sekretaris hampir setiap malam tidak bisa tidur, sementara asisten yang mendampinginya bisa tidur nyenyak tanpa suara.

Suatu malam sekretaris itu membangunkan asistennya lalu berkata, “Aku tidak bisa tidur, aku kuatir aku tidak bisa mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan oleh bos.”
Lalu asistennya berkata, “Bolehkah aku mengajukan dua pertanyaan kepadamu?”
Sang sekretaris menjawab, “Ya tentu saja.”
“Sebelum kita lahir, apakah Tuhan mengatur dunia ini?”
Sang sekretaris menjawab, “Ya, tentu saja.”
Pertanyaan kedua, “Setelah kita meninggal, apakah Tuhan masih mengatur dunia ini?”
“Ya, tentu saja.” Jawab sang sekretaris.
Asisten berkata, “Kalau begitu, mengapa engkau tidak membiarkan saja Tuhan mengatur semuanya di saat sekarang ini? Mengapa engkau begitu kuatir memikirkan sendiri pekerjaanmu?”
Mendengar jawaban sang asisten, sekretaris itu tersenyum dan mengangguk. Malam itu, ia menyerahkan semua pekerjaan dan usaha yang sudah dilakukannya di tangan Tuhan untuk diatur oleh Tuhan dan setelah itu ia bisa tidur dengan nyenyak.

Tanda dari iman yang besar adalah ketenangan. Namun, berapa banyak orang membiarkan hatinya gelisah sebelum mendapatkan mujizat yang diinginkannya? Banyak orang berkata ia percaya dan beriman, tetapi sebenarnya dalam hatinya masih banyak kebimbangan. Berdoa bukan dengan iman yang damai, tapi dengan iman yang gelisah. Jangan-jangan Tuhan tidak mau mendengar doaku? Bagaimana kalau sampai mukjizat tidak terjadi? Bagaimana kalau ini, bagaimana kalau itu. Berapa banyak orang tidak bisa tidur setiap malam karena hatinya dicekam dengan ketakutan, kebingungan, dan kegelisahan? Inilah yang disebut iman yang gelisah. Dan iman seperti ini tidak pernah bisa menyentuh hati Tuhan. Justru sebaliknya, iman seperti ini membuat Tuhan merasa tidak dipercayai. Itu sebabnya mukjizat tidak kunjung terjadi.

Sebaliknya, iman yang tenang membuat Tuhan Yesus yang berkuasa itu merasa sangat dipercayai. Ketika Yesus dipercayai dengan cara yang seperti ini, hati-Nya tersentuh. Dan kalau hati-Nya tersentuh, tangan-Nya pasti bergerak, dan mukjizat besar pasti terjadi.



Baca juga:
Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?
Iman yang Menggoncang Dunia
Doa Radikal
Iman yang Berani
Meminta Percaya Menerima
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita

Selasa, 02 April 2013

Apa yang Tidak Bisa YAHWE Kerjakan?

Tuhan Kita Besar

“Sesungguhnya, Akulah YAHWE, Tuhan segala makhluk; adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Ku?” (Yeremia 32:27)

Seorang dosen senior di sebuah sekolah teologi duduk sebangku di sebuah kereta dengan seorang anak Sekolah Minggu. Ia ingin mengetes seberapa  jauh pengetahuan anak sekolah minggu itu tentang Tuhannya. “Jika engkau bisa memberitahuku apa yang bisa Tuhan kerjakan, aku akan memberimu sebutir apel,” godanya. Setelah berpikir sejenak, anak itu menjawab, “Jika Bapak bisa memberitahuku apa yang tidak bisa Tuhan kerjakan, aku akan memberi Bapak sekeranjang apel.”

YAHWE Maha Kuasa - Membelah Laut Merah
YAHWE Maha Kuasa - Membelah Laut Merah
Pintar juga anak sekolah minggu itu. Ia tahu bahwa Tuhan adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Ia bisa melakukan segala perkara, bahkan hal yang tidak mungkin sekalipun. Tidak ada hal yang tidak bisa Tuhan kerjakan. Sejujurnya kita tahu bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang besar dan sanggup melakukan segala perkara. Meski demikian, kita seringkali membatasi kuasa Tuhan dengan pikiran kita yang terbatas itu. Kita percaya bahwa Tuhan bisa menyembuhkan sakit flu kita, tapi bagaimana kalau kita mengidap penyakit yang dokter sendiri pun sudah angkat tangan? Kita percaya bahwa Tuhan bisa menutup hutang kita yang berkisar pada angka ratusan ribu, tapi bagaimana kalau hutang kita sudah mencapai puluhan juta? Kita percaya bahwa kerikil-kerikil yang ada di depan kita bisa disingkirkan oleh Tuhan, tapi bagaimana kalau yang menghadang kita adalah bongkahan batu masalah yang besar?  Dengan cara pandang kita yang seperti itu seolah-olah Tuhan akan mengeluarkan keringat dingin jika harus berhadapan dengan kanker. Seolah-olah Tuhan akan pusing dan harus menghabiskan beberapa miligram parasetamol untuk memikirkan masalah kita yang sudah sedemikian pelik. Seolah-olah Tuhan sudah siap-siap angkat tangan jika berurusan dengan kemustahilan. Lupakah kita bahwa Ia adalah YAHWE yang besar dan tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi-Nya?

Bagi Tuhan tidak ada sesuatu yang tidak mungkin! Apakah hari ini saudara harus berurusan dengan masalah pelik dan tekanan hidup yang berat? Jangan sampai hal ini membuat iman dan keyakinan kita kepada Tuhan menjadi kendor. Kuatkan dan teguhkan hati kita dan lihatlah bahwa kita memiliki Tuhan yang besar yang sanggup melakukan melampaui segala kemustahilan. Sesekali kita boleh mengingat kisah di atas dan berpikir sederhana, “Hal apakah yang tidak bisa Tuhan kerjakan?”




Baca juga:
Iman yang Menggoncang Dunia
Doa Radikal
Iman yang Berani
Meminta Percaya Menerima
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita

Senin, 01 April 2013

Iman yang Menggoncang Dunia


Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan YAHWE, katanya: “Yang begini belum pernah kita lihat.” (Markus 2:12)

Iman yang besar selalu menggoncang dunia. Iman yang besar mampu memutarbalikkan fakta dan logika yang ada. Iman yang besar berjalan melampaui hukum-hukum dunia. Iman Yosua yang besar, mampu menghentikan matahari dan bulan selama 24 jam. Iman Elia yang besar mampu menghentikan hujan selama 3 ½ tahun. Imam Abraham yang besar mampu menjadikannya yang sudah mati pucuk bisa menurunkan keturunan yang besar, seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya. Iman yang besar, membalikkan kemustahilan menjadi sebuah keajaiban.

Lee Myung-Bak, Kim Yoon-Ok
Lee Myung-Bak and his wife, Kim Yoon-Ok
Iman, keyakinan yang kuat dan perjuangan yang tak kenal menyerah, bisa membuat seorang pemuda yang sangat miskin, akhirnya menjadi orang nomor satu di Korea Selatan. Lee Myung Bak, sepanjang hari harus mengisi perutnya dengan ampas gandum gratis dan mengganjalnya dengan banyak air. Di usia remaja, ia menjadi pengasong makanan murahan dan es krim, lalu menjadi buruh bangunan. Meski sangat miskin, ia punya iman dan tekad kuat untuk menempuh pendidikan tinggi. Ia belajar keras demi memperoleh beasiswa SMA> karena prestasinya bagus, dia diterima di Korea University. Untuk biaya kuliah dia bekerja sebagai tukang sapu jalan. Dia lalu bekerja di Hyundai. Kemampuannya mengundang kagum petinggi Hyundai sehingga karirnya terus melesat. Ia berhasil membangun divisi yang dipimpinnya menjadi mesin uang. Setelah 30 tahun di Hyundai, ia masuk menjadi anggota dewan di tahun 1992. Di tahun 2002 ia terpilih menjadi Walikota Seoul. Pada tanggal 25 Februari 2008 ia dilantik sebagai Presiden Korea Selatan.

Lee Myung Bak membuktikan bahwa sekalipun berasal dari keluarga sangat miskin, karena iman dan keyakinannya yang kuat, ia bisa meraih sebuah kesuksesan yang sangat besar. Iman yang besar akan mengundang decak kagum bahkan kemuliaan bagi nama YAHWE.


Baca juga:
Doa Radikal
Iman yang Berani
Meminta Percaya Menerima
Tuhan Bertindak Bukan Berdasarkan Kebutuhan Kita, Melainkan Iman Kita